Admin
Admin

Sampah Makanan dan Peran Food Bank saat Pandemi

Food Bank berperan penting saat pandemi, dengan menyediakan makanan kepada mereka yang terdampak.

Pandemi Covid-19 yang terjadi dan menghantam dunia sepanjang tahun terakhir telah memberikan akibat yang signifikan pada banyak aspek. Salah satunya adalah ketahanan pangan dunia.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh FoodCycle menyambut Hari Pangan Dunia, Vice President Programs at The Global FoodBanking Network Douglas L. O’ Brien menyatakan bahwa pandemi ini meningkatkan angka yang signifikan permintaan terhadap makanan.
 
Dia mengatakan pandemi berpeluang besar menimbulkan krisis kelaparan global. Menurut Douglas, kini 1 dari 4 orang mengalami kekurangan pangan dan kelaparan.

“Hampir 690 juta orang saat ini mengalami kelaparan kronis dan bisa meningkat lagi lebih dari 130 juta orang,” kata Douglas saat jadi pembicara dalam kegiatan webinar World Food Day 2020 yang mengangkat tema How Foodbank save cost, reduce waste, and fight hunger pada Jum’at 9/10/2020..

Orang- orang yang rentan ini ialah mereka yang berada dalam jurang kemiskinan dan juga orang- orang miskin baru yang disebabkan pandemi. Salah satu sebabnya merupakan banyaknya pemutusan hubungan kerja dikala pandemi. Tidak itu saja, orang- orang yang terdampak juga meliputi mereka para pekerja informal, Mereka umumnya memiliki akses terbatas pada makanan dan bahan pangan bergizi.

Menurut Douglas, perempuan serta anak-anak juga menjadi golongan yang sangat rentan akibat pandemi ini.

Advisor of FoodCycle Indonesia Suryadi Nagawiguna, mengatakan pada awal pandemi banyak supermarket yang menghadapi kekurangan produk makanan karena pola konsumsi masyarakat yang berubah.

Karena banyak orang melakukan panic buying dan menimbun makanan. Mereka pun membeli produk lebih banyak dari yang dibutuhkan sebab khawatir akan kesulitan akan akses pangan kedepannya.

“Kemudian saat ini pula lebih banyak orang yang masak di rumah. Beberapa barang dan pahan pangan berganti. Banyak benda non-perishable (tidak gampang busuk) yang lebih laku,” ucap Suryadi.

Tetapi disisi lain, food loss atau limbah pangan yang diakibatkan karena proses panen, pasca-panen, serta distribusi, juga meningkat lebih banyak. Banyak makanan segar yang terpaksa harus dibuang begitu saja sebab telah melalui masa kadaluarsanya. Misalnya, di sebagian supplier yang biasa melaksanakan penyaluran langsung ke konsumen ataupun restoran. Beberapa barang fresh semacam susu ataupun telur misalnya, acapkali juga wajib dimusnahkan. Salah satu sebabnya adalah restoran yang banyak tidak beroperasi secara normal. Sehingga jumlah makanan yang terdistribusi juga tidak sebanyak sebelumnya.

“Ini terjadi karena hampir 1 dari 2 orang di dunia yang tidak memiliki proteksi sosial sehingga memerlukan bantuan food bank,” papar Douglas.

FoodCycle Indonesia hadir sebagai food bank atau bank pangan yang menyimpan makanan yang masih layak untuk dikonsumsi untuk disalurkan kepada orang- orang yang lebih membutuhkan, khususnya mereka yang terdampak pada pandemi ini. Sebagai informasi, pada 2020 FoodCycle sudah menyelamatkan hampir 190 ton bahan makanan yang telah disalurkan kepada mereka yang memerlukan.

#foodcycle#worldfoodday#webinar

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

FoodCycle Hub

Rekening Bank

Join Our Newsletter to Stay Updated!

Tentang Kami

Tautan Eksternal

Ikuti Kami

© Copyright 2023 FoodCycle Indonesia. Yayasan Daur Pangan Nusantara. SK Kemenkumham: AHU0013536.AH.01.04 Tahun 2018

Tentang Kami

Rekening Bank

Join Our Newsletter to Stay Updated!

© Copyright 2023 FoodCycle Indonesia. Yayasan Daur Pangan Nusantara. SK Kemenkumham: AHU0013536.AH.01.04 Tahun 2018

id_IDIndonesian
Scroll to Top